Album Petuah Guru karya Prof. H. Ahmad Baqi

Album ini merupakan lagu-lagu lama yang dugubah dan disempurnakan musiknya setelah ayahanda Prof. H. Ahmad Baqy oleh anaknya. Album ini mengandung nasehat yang sangat berguna bagi kita semua dalam menjalani hidup dan kehidupan yang semakin tidak menentu sekarang ini. Yang mulia ayahanda Prof. H. Ahmad Baqy (allahummagh firlahu warhamhu) telah menulis syair-syair yang diangkat dalam album ini dengan begitu apik dan tentu mendatangkan banyak manfaat yang besar sekali bagi penikmat musik berirama padang pasir. Selamat mendowndload pada link berikut ini:

Side A

1. Petuah Guru Voc. Ummi Kalsum
2. Do’a dalam Irama Voc. Sasmidar Effendi
3. Menempuh Hidup Voc. Ummi Kalsum
4. Al-Ayyam Voc. Sasmidar Effendi
5. Mohon Ampunan Voc. Ummi Kalsum

Side B

1. Cintaku Voc. Ummi Kalsum
2. Jangan Tangisi Voc. Sasmidar Effendi
3. Pemberian Ikhlas Voc. Ummi Kalsum
5. Permohonan Voc. Ummi Kalsum
4. Selimut Putih Voc. Sasmidar Effendi


Semoga kepuasan selalu menyertai Anda para pecinta Musik Irama Padang Pasir

Panggilan Haji Vocal Nur Asiah Djamil

Album Nur Asiah Djamil ini sebenarnya sudah lama dapat di download, namun karena kesibukan sehingga lupa kami buat link downloadnya di sini. Mohon ma'af atas keterlambatan penampilan link download Album ini.
Umumnya lagu-lagu yang ada dalam kaset ini sudah pernah kami tampilkan di blog ini, namun ada sebuah lagu baru yang belum pernah ada yaitu "MUSAFIR". Selamat mendownload, dan inilah linknya !


Terima kasih atas kunjungan Anda !

Album JODOH Bersama Asmidar Darwis

Asslamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Para Pencinta Musik Gambus di mana saja berada

Kami yakin bahwa Anda sangat bergembira jika setiap saat kami dapat mengupload album demi album tembang-tembang qasidah dan jika memang demikian yang Anda rasakan, kami sangat bersyukur karena upaya yang kami lakukan tidaklah sia-sia bahkan (mudah-mudahan) menjadi sarana dakwah bagi siapa saja yang menikmati tembang-tembang nostalgia tersebut.

Untuk itu, kali ini kami hadirkan satu album dari Asmidar Darwis dan Mas’ud Sidik dengan cover kasetnya JODOH, REZEKI dan MAUT. Selamat mendownload dan bernostalgialah sepuasnya serta beritahukan kepada teman-teman Anda yang lain !!!!!

Wassalam

Side A

1. JODOH, REZEKI DAN MAUT
Ciptaan : Wahid Dinar
Vocal : Asmidar Darwis
2. PENGORBANAN
Ciptaan : Baharuddin
Vocal : Asmidar Darwis
3. CERAI RUJUK
Ciptaan : Wahid Dinar
Vocal : Asmidar D – Mas’ud S
4. PEGANG JANJI
Ciptaan : Wahid Dinar
Vocal : Asmidar D – Mas’ud S
5. BERSYUKURLAH
Ciptaan : I k h s a n
Vocal : Mas’ud Sidik

Side B
1. BUDAK HARTA
Ciptaan : Wahid Dinar
Vocal : Mas’ud Sidik
2. PANTUN JENAKA
Ciptaan : I k h s a n
Vocal : Asmidar Darwis
3. BERSATU BERKARYA
Ciptaan : Wahid Dinar
Vocal : Mas’ud Sidik
4. TAUBAT NASUHA
Ciptaan : Wahid Dinar
Vocal : Asmidar Darwis
5. R U G I
Ciptaan : Baharuddin
Vocal : Mas’ud Sidik

TOP HIT’S NASIDA RIA VOL. 19

Selama kesempatan masih terbuka, kami terus berupaya melakukan upload album MP3 supaya kita semua dapat menggunakannya dan dapat bernostalgia dengan album-album tersebut. Kali ini kami tampilkan sebuah album Top Hit's Nasida Ria Volume 19.

Side A
1. TAUBAT Ciptaan : Drs. H. Moh. Ghufron
2. KEMBALI KE JALAN TUHAN Ciptaan : Daniel Az
3. KEBESARAN TUHAN Ciptaan : Iqien Ranis
4. JANGAN BERPRASANGKA Ciptaan : Suhaimi
5. SOMBONG SIFAT SETAN Ciptaan : Salam
6. KETENTERAMAN HATI Ciptaan : S. Fatah
7. MEMBANGUN DUNIA AKHIRAT Ciptaan : Gultom Attar
8. MAKIN BANYAK ORANG LUPA Ciptaan : Iqien R / M. Wahib Abdi
9. SYUKURI NIKMAT ALLAH Ciptaan : Daniel Az

Side B
1. UKHUWAH ISLAMIYAH Ciptaan : Ahmad Muttohar As’ad
2. PAKAIAN DUNIA AKHIRAT Ciptaan : Mustofa Kamal
3. RAHMAT DAN SYAFAAT Ciptaan : Mustofa Kamal
4. ITULAH KEANEHAN Ciptaan : M. Wahib A / Mustofa Kamal
5. INGATLAH SELALU Ciptaan : Gopal AS
6. JANGAN LAKUKAN DOSA Ciptaan : M. Wahib Abdi
7. COBAAN ATAU HUKUMAN Ciptaan : Amirul Hasan
8. SIAPA INGIN SELAMAT Ciptaan : Drs. H. Moh. Ghufron
9. TAUBAT NASHUHA Ciptaan : Iqien Ranis

Terima kasih atas kunjungan Anda !

Album Asmidar Darwis Titian Hidup

Di sela-sela kesibukan ibadah di bulan suci Ramadhan ini, kami menyempatkan diri mengubah lagu-lagu dalam kaset Asmidar Darwis Album Titian Hidup ini menjadi MP3 dan menguploadnya ke dalam blog ini. Mudah-mudahan kerinduan akan suara merdu Asmidar Darwis dapat sedikit terobati dengan kami hadirkan album ini di sini. Selamat bernostalgia.........!

1. Titian Hidup Ciptaan: Ikhsan DR Vocal Asmidar Darwis
2. Nikmatnya Tuhan Ciptaan: Thomus Vocal: Asmidar Darwis
3. Cita-cita Ciptaan: H. Ahmad Baqi Vocal : Asmidar Darwis & Mas’ud Sidiq
4. Penjara dan Derita Ciptaan: Thomus Vocal: Asmidar Darwis
5. Derita Ciptaan : Ikhsan DR Vocal : Asmidar Darwis
6. Ingatlah Ciptaan : Ikhsan DR Vocal : Asmidar Darwis
7. Jangan Banggakan Diri Ciptaan : Baiyah Vocal : Asmidar Darwis
8. Pilihan Terakhir Ciptaan : H. Ahmad Baqi Vocal : Asmidar Darwis

======================= SELAMAT MENIKMATI KEMBALI ====================

Album Laba-Laba Asmidar Darwis

Janji kami hendak mengupload album ini memang sudah lama bahkan jauh sebelum Ramadhan 1431 H tiba, namun karena berbagai kesibukan baru sekarang dapat kami wujudkan. Lagu-lagu yang kami hadirkan di sini merupakan lagu-lagu yang terdapat dalam kaset/Album „LABA-LABA“ yang kami dapatkan ketika jalan-jalan ke sebuah toko kaset di kota kami dan melihat album ini, langsung kami beli bersama beberapa kaset lainnya ----yang tentu saja juga album qasidah---- seperti Album El-Surayya Ahmad Baqi Medan, Album Nasida Ria, Album Dra. Hj. Nur Asiah Djamil, dan kaset-kaset lagu daerah.
Seluruh lagu dalam album ini baru dapat kami ubah menjadi MP3 di sela-sela kegiatan Ramadhan dan silahkan menikmati MP3-nya dengan mendownload link di bawah ini:

Side A
1. Laba-laba, Cipt. Agil Alatas
2. Karena Judi, Cipt. Agil Alatas
3. Bisikan Setan, Cipt. Agil Alatas
4. Tersiksa dalam Kenangan, Cipt. Ichsan DR
5. Pengemis Tua, Cipt. Ichsan DR
6. Racun Dunia, Cipt. Agil Alatas

Side B
1. Lumbung Iman, Cipt. Ir. Agus Taher
2. Kehendak Allah, Cipt. S. Baniyah
3. Ujian Manusia, Cipt. Ichsan DR
4. Gubuk Tua, Cipt. Agil Alatas
5. Tidurlah Adik, Cipt. S. Baniyah


“--------- Selamat Mendownload Kembali setelah kami perbaiki Link-nya --------- ”

Sang Maestro Musik Gambus PROF. H. AHMAD BAQI

“Sahabat Biarlah daku pergi Berjalan menuju Pangkalan …” Entah siapa yang disebut sahabat oleh Almukarram Almarhum Prof. H Ahmad Baqi. Bait lagu “Tersiksa Dalam Kenangan” di atas merupakan lagu terakhir yang diciptakan maestro musik religi Sumatera Utara. Lagu itu diciptakan Ahmad Baqi, sesaat sebelum ia mengambil sajadahnya untuk shalat tahajud malam di awal Syawal tahun 1999.
Prof (HC) Datuk AHMAD BAQI lahir 17 Juli 1922 adalah putra dari Abdul Majid, Mufti Kesultanan Deli. Ahmad Baqi dikenal sebagai pemusik dan pencipta lagu-lagu Melayu berirama nasyid ala padang pasir. Sejak tahun 1940-an, setidaknya telah menciptakan bertumpuk lagu dalam partiturnya. Atikah Rahman (Istri A Wahab Dalimunthe) yang bergabung dalam orkes El-Suraya, menyanyikan lagu ‘Selimut Putih’ yang direkam kala itu dan sangat popular. Lagu tersebut merupakan arransemen langsung dari Ahmad Baqi dengan lirik Ustaz Haji Mohammad Ghazali Hasan. Tidak sedikit lagu yang masih terhafal bagi peminat irama nasyid, adalah karya cipta dari Ahmad Baqi, sebut saja lagu ‘Madah Terakhir’. “Sahabat, biarlah daku pergi, berjalan menuju Pangkalan …”, ini merupakan syair dari “Tersiksa Dalam Kenangan” yang diciptakan maestro musik religi Sumatera Utara ini. Lagu itu diciptakan Ahmad Baqi, sesaat sebelum ia mengambil sajadahnya untuk shalat tahajud malam di awal Syawal tahun 1999, menutup pengabdiannya untuk menghadap Sang Khalik tepatnya tanggal 20 Januari 1999.
Menjelang subuh di bulan Syawal kedua, Ahmad Baqi meminta anak-anaknya untuk mengantarkannya ke tempat tidur. Di peraduan itulah Ahmad Baqi menjumpai Sang Maha Indah. Anak-anaknya menemukan syair lagu lengkap dengan partiturnya itu, di atas meja kerja Ahmad Baqi, di pondoknya yang terletak di belakang rumah utama di jalan Garu I Medan itu. “Sepertinya ayah sudah tahu kalau ia akan berpulang,” kata Ahmad Syauqi Ahmad Baqi, anaknya yang keenam.
Lagu itu menceritakan tentang keinginan Ahmad Baqi yang masih terpendam dan belum tersalurkan sampai saat ini. “Yang bisa saya interpretasikan adalah keinginan dalam bidang seni,” kata Syauqi.
Memang, Ahmad Baqi lebih dihargai di negeri orang daripada negeri sendiri. Ahmad Baqi mendapat gelar Profesor Honoris Causa di bidang musik dari Pemerintah Malaysia tahun 1978. Gelar itu diberikan Datuk Asri, Menteri Besar Malaysia, setelah lagu “Selimut Putih”, yang bercerita tentang kematian dan membuat merinding seantero pelosok ranah Melayu, pertama kali dikeluarkan tahun 1977. Delapan belas tahun kemudian, tepatnya di tahun 1995, pemerintah Malaysia memberinya gelar Datuk yang diberi oleh Menteri Besar Sabah. Dua tahun sebelum wafat, ia diberi gelar ASDK (Ahli Setia Darjah Kota Kinabalu) oleh kerajaan Sabah Malaysia (1997). Kali itu, Ahmad Baqi yang lahir pada 17 Juli 1922, sudah berumur 75 tahun. Di Brunei, Ahmad Baqi ditawari untuk tinggal di sana. Fasilitas apa pun akan diberikan pemerintah Brunei bila Ahmad Baqi mau menularkan ilmu dan berkreasi di negeri kaya minyak itu. Tawaran itu ditampik Ahmad Baqi dengan halus kepada Awang Haji Tua, seorang pengurus Kerajaan Brunei yang datang kepadanya pada 1982. Ahmad Baqi sendiri datang ke Brunei ketika Sultan Brunei, Hasanal Bolkiah sedang berulang tahun yang ke-37. “Lebih baik hujan batu di negeri daripada hujan emas di negeri orang,” kata Ahmad Baqi waktu itu. Tidak ada satupun yang bisa mengukur kadar nasionalisme yang dimiliki Ahmad Baqi. Maestro musik padang pasir dunia asal Mesir, Ummi Kaltsum pun mengetahui sosok Ahmad Baqi. Pesuling itu juga meminta Ahmad Baqi untuk mengajar musik padang pasir dan pindah ke Malaysia. Ahmad Baqi menolak mandah. Tapi Mesir tetap memperhatikan Ahmad Baqi. Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir, memberinya hadiah berupa Ganun, alat musik petik khas Mesir yang mempunyai 78 senar. Ganun itu diserahkan di kampus Universitas Islam Sumatera Utara. Ganun itu dikuasai Ahmad Baqi hanya dalam waktu setahun. Itu di samping keahliannya memainkan dengan fasih alat musik lain seperti biola, gambus, dan akordion. Seribu Lagu
Ahmad Baqi sendiri dikatakan anaknya mengaku mempunyai patron dan akar musik padang pasir dari Mesir. Akar Mesir rupanya tidak mudah untuk dicerna oleh personil musik Ahmad Baqi sendiri. Zubeiruddin, pemain keyobard Ahmad Baqi, mengaku masih susah untuk membawakan lagu “Al Wathan (Negeri)”. “Musiknya asli diambil dari Mesir,” kata Zubeir.
Lagu-lagu Ahmad Baqi memang kental dengan unsur religi, terutama ruh Islam. Simaklah lirik “Selimut Putih” yang fenomenal itu, Bila Izrail datang memanggil Jasad terbujur di pembaringan Sekujur tubuh akan menggigil Sekujur badan akan kedinginan
Tapi, kontemplasi yang dilakukannya bukan hanya dari segi pemahaman terhadap kandungan Islam. Optimisme disertai pengendalian diri juga digariskan dalam lagu-lagunya. Dengarlah dalam lagu “Cita-cita” yang dipopulerkan Hasmidar (Asmidar, red) Darwis tahun 1970.
Kala berkayuh menuju pantai Kerap bersua ragam halangan Tidak semua hasrat kan sampai Kadang terbentur di tengah jalan Yakinlah bila bulan telah sabit Esok lusa pasti purnama… Untuk soal nada, Ahmad Baqi sendiri dipengaruhi kuat oleh nada-nada lagu Al-Quran yang disebut qiraat. Lagu-lagu itu seperti Bayati, Tsiqah, Raas, Nahwan, Hijaj, Husaini, dan Zakarha. “Memang syarat utamanya kita mesti menguasai nada-nada lagu Alquran,” kata Sasmidar Effendi, vokalis El Surayya, yang hampir 30 tahun setia mengikuti orkes Ahmad Baqi. Ahmad Baqi merupakan seniman sejati. Untuk total di musik, ia mengambil pensiun dini dari jabatan Kepala Perbekalan PLN tahun 1975. Ia kemudian menceburkan diri di pondok musik yang sudah didirikannya sejak tahun 1970. Dua tahun sebelumnya, 1968, ia merangkum banyak grup-grup musik dan orkes melayu Padang Pasir di Medan, seperti Al Wardah, Al Wathan, En Nasiim, Syauthun Niil, dan lain-lain, dalam sebuah organisasi El Qawaqib. Lebih dari itu, ia sering memendam diri dalam pondok musiknya dan tidak bisa diganggu oleh siapapun. Dari pondok itu juga Ahmad Baqi menciptakan kurang lebih seribu lagu, yang baru 100 lagu yang sudah direkam dan diedarkan. “Lagu-lagu itu adalah anugerah,” kata Syauqi. Didikan Ulama Ia sendiri tidak dididik menjadi seorang seniman. Ayahnya, Abdul Majid, seorang guru agama Kesultanan Deli, mengarahkannya menjadi seorang ulama. Abdul Majid seorang ulama yang tegas. Ia tidak memperkenankan Ahmad Baqi menjadi pemusik. “Kalau Atok menemukan biola ayah, pasti dihancurkan,” kata Ahmad Syauqi. Entah sudah berapa biola yang telah dihancurkan ayah Ahmad Baqi. Selain alat musik, pantalon (celana panjang) yang sering dikenakan Ahmad Baqi pun tidak diperkenankan oleh Abdul Majid. “Supaya tidak ketahuan, ayah sering main biola dulu jauh ke kebun,” kata Syauqi. Tapi, didikan ulama itu justru membekas di syair-syair dan aliran musik yang dipilih Ahmad Baqi. Suatu hari ia berkonsultasi dengan seorang temannya, seorang ulama dan qari besar dari Sumut, H Azra’i Abdurrauf (Alm.). “Bagus juga kalau engkau ke sana (musik). Ada lagu-lagu yang bernafaskan Islam,” kata Azra’i kepadanya. Tak heran, bila pertemanannya dengan Azra’i ditambah ilmu dari ayahnya membuatnya fasih untuk menguasai qiraat Al-quran. Menurut Syauqi, kadang-kadang H Azra’i datang ke pondok Ahmad Baqi pada tengah-tengah malam. Mungkin, salah satu makna kata “sahabat” dalam goresan terakhirnya yang dikutip di awal tulisan ini, diperuntukkan bagi Azra’i. Ironisnya, cuma satu penghargaan yang diterima Ahmad Baqi dari negeri sendiri. Itu pun datangnya dari mendiang H Raja Inal Siregar, mantan gubernur Sumut. Gubernur yang dikenal agamis itu, memberinya penghargaan Pembina Seni dan Budaya Sumatera Utara sebagai Komponis pada 5 April 1998. Setelah itu, pada tahun 2000, dilaksanakan Malam Kenangan Ahmad Baqi di Hotel Garuda Plaza Medan. Konon, di malam itu pemerintah akan menyelenggarakan malam kenangan untuk Ahmad Baqi setiap tahunnya. Tapi, ternyata tidak. Agaknya, Ahmad Baqi semasih hidup seperti sudah sadar tentang nasib seniman. “Kami ini seniman, setelah dipusara baru dihargai. Kalau tidak anak aku, cucu aku yang menikmati,” kata Syauqi mengucapkan kata-kata Ahmad Baqi. “Seribu Lagu Lagi” Ya, seribu lagu. Itu lagu yang jadi, lengkap dengan partitur dan syair-syairnya. Tidak bisa dihitung berapa lagu yang sudah ditulis Ahmad Baqi ketika mulai mencipta lagu di sekitar tahun 1940-an. “Lagunya panjang-panjang, bisa 15 menit satu lagu,” kata Ahmad Syauqi, anak Ahmad Baqi yang menyimpan harta warisan Ahmad Baqi itu. Bagi lidah pop dan dangdut, umumnya lagu-lagu Ahmad Baqi tidak gampang untuk dibawakan. “Cengkok atau dalam bahasa kita, greneknya, susah diikuti,” kata Syauqi lagi. Syarat pertamanya, adalah menguasai “hawa”. Ini istilah yang diberikan Ahmad Baqi menunjuk pada nada-nada lagu Alquran yang lazim disebut qiraat. “Biasanya seminggu sekali mendiang mendapat lagu baru, kita disuruh ke rumah dan langsung belagu,” kata Sasmidar Effendi, salah satu vokalis yang sudah 30 tahun di orkes Ahmad Baqi. Menurut Sasmidar, dalam berlatih lagu, Ahmad Baqi merupakan orang yang keras. “Tidak bisa main-main. Kalau tidak pas, kupingku sakit, katanya,” tutur Sasmidar lagi. Tapi, kalau sudah menguasai “hawa” itu, biasanya lagu-lagu Ahmad Baqi mudah dipahami. “Biasanya satu hari sudah dapat,” kata Mahanum, seorang vokalis orkes Ahmad Baqi juga. “Hawa” ini berbeda dengan lagu-lagu dangdut maupun nasyid zaman sekarang. “Kalau seperti Raihan, itu cenderung ke pop,” kata Mahanum sambil mencontohkan dendang lagu Raihan dan Ahmad Baqi. Riwayat merekam lagu-lagu Ahmad Baqi sudah lama. Dimulai ketika akhir dekade 1960-an, lagu “Selimut Putih” direkam di atas piringan hitam di Malaysia, dan mulai diperdengarkan di Indonesia melalui Radio Republik Indonesia (RRI). Lagu itu langsung meledak, terutama di daerah ranah Melayu, seperti Malaysia dan Sumatera Utara (dulu Sumatera Timur).
Lagu itu keluaran formasi pertama dari Orkes Ahmad Baqi. Pelantunnya langsung terkenal, seperti Nur Asiyah Jamil, M Nuh, dan M Thahir. Di tahun 1970-an, formasi Ahmad Baqi sudah berubah yang berisi nama-nama Asmidar Darwis, Atikah Rahman, M Thahir, dan Ruqiah Zein. Di formasi ini, melejit lagu seperti “Cita-cita”. Formasi ini cepat berkurang. Kebanyakan, personilnya dilirik orang ketika sedang manggung. Seperti Ruqiah Zein yang mendapat jodoh ketika manggung di Malaysia dan Atika Rahman yang dipinang oleh Ketua DPRD Sumut sekarang, H Abdul Wahab Dalimunthe. Asmidar Darwis pun tak luput dipinang orang.
Formasi terakhir berisi 14 personil, yaitu Sasmidar Effendi (vokal/biola), Khadijah Lubis (vokal/tamburin), Mahanum (vokal/biola), Wahyuni (vokal/biola), Zuberuddin (keyboard), Syahril Sa’I (drum), Ramli (Bass), Ahmad Ramadhan (gendang bonggo), Efan Edi (gitar), Ahmad Fauzi (tamburin), Ruslan Nasution (biola), Hj Faiziah Hanim (biola), Ahmad Syauqi, dan seorang vokalis muda Ifnifar Hasni.
Selain mereka, entah siapa lagi penerus seribu lagu Ahmad Baqi. * * * Tulisan ini dibuat pada Desember 2005 lalu. Dikutip seluruhnya dari: http://nirwansyahputra.wordpress.com/2008/02/17/seribu-lagu-ahmad-baqi Kami mohon ma'af kepada yang empunya tulisan karena rasa cinta yang besar kami kepada Almukarram (Ayahanda) Prof. H. Ahmad Baqi ---ALLAHUMMAGH FIRLAHU WARHAMHU---, beberapa koreksi terpaksa kami lakukan terutama pada nama Asmidar Darwis dan Nur Asiah Djamil.
YA ALLAH DARI LUBUK HATI INI YANG PALING DALAM, TERHANTAR SEBAIT DO'A KEPADA ORANG TUA KAMI YANG TELAH BERJASA IKUT MENDAKWAHKAN AGAMA-MU "TEMPATKANLAH BELIAU DI SISI-MU, BERILAH SULUH DI KUBURNYA, DAN AMPUNAN DARI MU SANGAT KAMI DAMBAKAN" Amin Ya Rabbal 'Alamin

Album Ramadhan Karya H. Ahmad Baqi

Pada tanggal 23 Oktober 2009 kami telah mengupload sebuah album yang sangat monumental karya Almukarram H. Ahmad Baqi dengan lagu-lagu seperti Ramadhan, Panggilan Jihad, Iradat Tuhan dan lain-lain, namun beberapa waktu yang lalu kami menemukan album yang sama namun lebih jernih. Oleh karenanya, dalam bulan suci Ramadhan ini, kami menguploadnya kembali untuk Anda. Selamat menikmati.

1. Ramadhan
2. Panggilan Jihad
3. Kasih Ibu
4. Wahai Mawar
5. Hanya Kenangan    Kami mohon maaf, link download lagu ini terpaksa kami hilangkan sementara waktu, karena ternyata lagu ini tidak lengkap. Insya Allah nanti akan ditampilkan kembali jika sudah kami perbaiki. Harap maklum, daripada kecewa lebih baik dihilangkan link nya dulu sementara waktu. Terima kasih bagi yang telah memberitahukan masalah ini kepada kami.
6. Iradat Tuhan
7. Renungan Masa
8. Ahbabina
9. Mali Ila Ahadin

Saat ini kami sedang dalam proses editing album Asmidar Darwis, Insya Allah kalau tidak ada aral melintang, dalam pekan ini dapat kami upload sebagian. Terima kasih atas kunjungan Anda

Teks Lagu dalam Album Vol 5 Ahmad Baqi

Sampai saat ini kami belum berhasil mengupload 3 album yang telah selesai proses transfer dari kaset ke MP3, dikarenakan beberapa kesibukan. Untuk itu kami mohon maaf sebesar-besarnya. Untuk sedikit mengobati, kami tampilkan teks 3 judul lagu yang terdapat dalam album H. Ahmad Baqi Vol. 5. Ini link downloadnya

Qasidah Anak-Anak

Sambil menunggu proses editing Mp3 Lagu-lagu Padang Pasir lainnya, kami mencoba mengupload satu album qasidah anak-anak. Lagu-lagu ini memang terkesan bukan qasidah dalam artian qasidah klasik, namun bagi para pencinta musik bernuanda religius, tidak ada salahnya memperdengarkan lagu-lagu ini kepada putra putrinya. Selamat mendownload !

01. Avseq01
02. Avseq02
03. Avseq03
04. Avseq04
05. Avseq05
06. Avseq06
07. Avseq07
08. Avseq08
09. Avseq09
10. Avseq10
11. Avseq11
12. Avseq12

Qasidah Modern

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Setelah lebih dari enam bulan kami tidak hadir untuk mengaupload lagu-lagu Qasidah klasik lainnya, kali ini kami kembali dapat berbagi dengan Anda dengan menampilkan beberapa lagu dari Nasida Ria. Walaupun di judul tertulis qasidah modern, namun sebenarnya semua lagu ini berasal dari lagu-lagu klasik.
Selamat Menikmati !




01 Tahun 2000
02 Kota Santri
03 Berumah Tangga
04 Ya Ramadhan
05 Dosa
06 Untuk Siapa
07 Pesona Jilbab
08 Taubat
09 Kaum Wanita
10 Al-Quran
11 Cobaan

Dalam rangka menyambut bulan Suci Ramadhan, Insya Allah kami akan melakukan upload kembali lagu-lagu yang bernuansa qasidahan yang saat ini sedang dalam proses pengubahannya dari lagu-lagu kaset menjadi MP3. Mudah-mudahan Anda dapat bersabar.

Membangun Komunitas Musik Gambus

Mengingat banyaknya penggemar yang mengomentasi blog ini, terbersit dalam fikiran kami untuk menggugah para penikmat musik berhaluan padang pasir untuk membangun satu group pecinta, penikmat, pemerhati musik berirama qasidah dan menghimpun diri dalam satu wadah (komunitas).
Melalui wadah ini nantinya semua anggotanya dapat saling sharing dan bertukar informasi tentang lagu-lagu irama padang pasir. Rasanya kalau wadah ini dapat terbentuk, banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh, terutama saling berbagi. Kami yakin lagu-lagu lain masih tersimpan rapi pada sebagian orang, di mana dengan adanya sebuah wadah, lagu-lagu tersebut dapat dibagikan kepada seluruh anggota.
Kami mohon saran dan komentar dari semua pihak terhadap persoalan ini.
MAJU TERUS MUSIK IRAMA PADANG PASIR

Terima Kasih dan Mohon Maaf

Kami selaku pengelola Blog ini mengucapkan terima kasih kepada semua penggemar musik berirama padang pasir, yang telah memberi respon positif atas uapaya yang telah kami lakukan. Namun kami juga sadar akan berbagai kekurangan dan diliputi dengan seabrek kesibukan dalam meniti kehidupan yang semakin global dewasa ini. Oleh karenanya, keinginan banyak pihak yang meminta kami mengupload lagu-lagu lainnya, belum sempat kami lakukan. Tiada kata yang pantas kami ucapkan selain permohonan maaf. Semoga seluruh penggemar memaklumi keadaan ini, dan Insya Allah, jika ada sesuatu yang baru, segera akan kami upload kembali.